2025-04-16 | admin3

Es Dawet Gerobakan: Air Santan Dicampur Es Batu Kotor Tapi Menyegarkan di Siang Hari

Di tengah teriknya siang hari di Indonesia, segelas es dawet dari gerobakan pinggir jalan bisa menjadi penyelamat dahaga yang sangat dinantikan. Es dawet, minuman tradisional berbahan dasar santan, gula merah cair, dan cendol hijau kenyal ini memang punya tempat istimewa di hati masyarakat. Namun, yang unik sekaligus jadi bahan perbincangan adalah fakta bahwa sebagian penjual es dawet gerobakan menggunakan es batu yang diragukan kebersihannya. Meskipun begitu, tak sedikit pembeli yang tetap setia, bahkan menganggap sensasi menyegarkannya sulit tergantikan.


Segelas Tradisi yang Menyatu dengan Jalanan

Es dawet gerobakan bukan hanya soal minuman, tapi juga tentang budaya kuliner jalanan. Gerobak sederhana yang biasanya parkir di bawah pohon rindang atau dekat pasar tradisional, menjadi spot favorit orang-orang https://devinenailspacolumbiasc.com/ yang ingin mencari kesegaran cepat dengan harga terjangkau. Hanya dengan beberapa ribu rupiah, siapa pun bisa menikmati segelas es dawet manis legit dengan tekstur cendol yang kenyal dan santan gurih yang mengalir menyegarkan tenggorokan.

Biasanya, penjual menggunakan es batu balok yang dipotong-potong di tempat, langsung dari kotak pendingin di bawah gerobaknya. Di sinilah kontroversi dimulai—asal usul es batu tersebut sering tidak jelas, bahkan terlihat kotor karena terpapar debu, tanah, atau tangan yang sebelumnya memegang uang.


Kebersihan yang Dipertanyakan, Tapi Tetap Laris

Meski es batunya tampak tak higienis, banyak pelanggan tetap datang, bahkan mengantre. Mengapa? Salah satunya adalah karena rasa nostalgia dan kesegaran yang tak bisa ditandingi minuman modern. Sensasi manis dari gula merah cair berpadu dengan gurihnya santan dan dinginnya es batu memberikan efek “plong” yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Beberapa pelanggan bahkan mengatakan bahwa es dawet ini terasa lebih “asli” dibanding versi kafe yang bersih tapi cenderung terasa artifisial. “Biarpun kelihatan kotor, tapi ini yang paling segar. Sejak kecil saya minum ini dan gak pernah masalah,” ujar Pak Dedi, pelanggan tetap di kawasan Blok M.


Dilema Pedagang: Murah vs Higienis

Bagi penjual, penggunaan es batu industri atau es balok dari pabrik memang merupakan solusi murah dan mudah diakses. Mereka biasanya tidak punya alat pendingin canggih atau kulkas portabel. Untuk mengganti ke es batu higienis dalam kemasan, biaya operasional bisa melonjak dan berdampak pada harga jual yang naik—yang bisa membuat pembeli kabur.

Sebagian pedagang mulai sadar akan risiko ini dan mencoba beralih ke cara yang lebih bersih, seperti menggunakan penjepit untuk mengambil es atau mencuci tangan lebih sering. Namun, banyak juga yang masih mempertahankan cara lama demi menekan ongkos produksi.

BACA JUGA: Cemilan ‘Cheetos’ dengan Rasa Rendang & Soto: Perpaduan Unik yang Bikin Nagih

Share: Facebook Twitter Linkedin