2025-04-16 | admin3

Gorengan Tempe Mendoan: Minyak Hitam Pekat Tapi Dijamin Renyah dan Gurih

Pagi-pagi buta, ketika kota masih terlelap, ada satu aroma yang sering kali membangunkan siapa saja yang terlewat tidur: aroma gorengan tempe mendoan. Biasanya disajikan di warung-warung kaki lima yang berjajar di sepanjang jalan, tempe mendoan ini menawarkan rasa gurih yang tak terbantahkan. Minyak hitam pekat yang digunakan untuk menggoreng mungkin terlihat sedikit mencurigakan, tapi rasa renyah dan gurihnya tetap membuat kita tidak bisa menahan diri untuk terus menikmatinya.

Apa Itu Tempe Mendoan?

Bagi yang belum familiar, tempe mendoan adalah tempe yang dilapisi adonan tepung, kemudian digoreng hingga berwarna keemasan dan renyah di luar, namun tetap lembut di dalam. Asal-usulnya berasal dari Jawa Tengah, namun kini tempe mendoan dapat ditemukan di hampir setiap sudut kota. Tergantung dari daerahnya, tempe mendoan biasanya disajikan dengan sambal kecap manis atau sambal terasi yang pedas.

Namun, ada satu elemen yang tak bisa dipisahkan dari kelezatan tempe mendoan: minyak penggorengannya. Minyak yang telah dipakai berulang kali ini memberikan cita rasa yang khas—walaupun warnanya sudah hitam pekat, sejatinya justru itulah yang memberi rasa gurih yang mendalam pada tempe.

Minyak Hitam Pekat, Tapi Justru Ciri Khas

Siapa yang bisa mengabaikan minyak penggorengan yang semakin hitam setiap kali tempe mendoan digoreng? Meskipun banyak yang menganggap minyak bekas itu tidak higienis, di sinilah letak pesonanya. Minyak yang telah digunakan berulang kali menyerap bumbu, rempah, dan rasa dari berbagai bahan sebelumnya, sehingga menghasilkan rasa yang lebih kaya dan nendang pada setiap gigitan tempe mendoan.

Tak jarang, kita bisa mendengar suara tempe mendoan yang sedang digoreng: desis-desisan minyak yang menggoda. Proses ini memberikan sensasi makan yang tak terkatakan—renyah di luar, lembut dan gurih di dalam. Dan meskipun tampaknya  terlihat kurang bersih, siapa yang bisa menolak kenikmatan gurihnya?

Kenapa Tempe Mendoan Selalu Laris?

Selain harganya yang terjangkau—biasanya hanya sekitar Rp3.000 hingga Rp5.000 per potong—tempe mendoan juga sangat mudah didapatkan di hampir semua warung pinggir jalan. Bahkan di pasar tradisional, tempe mendoan bisa dijumpai di hampir setiap pojok pasar, dengan pedagang yang menawarkan gorengan panas langsung dari wajan.

Proses pembuatan yang sederhana, dengan bahan yang mudah didapat, juga  menjadikan tempe mendoan sebagai pilihan tepat untuk sarapan atau camilan sore hari. Dibalut dengan adonan tepung yang gurih dan sedikit rempah, tempe mendoan ini sangat pas dipadukan dengan sambal kecap manis atau sambal terasi pedas yang membuatnya semakin nikmat.

Tempe mendoan juga sering dinikmati sebagai teman makan nasi atau sekadar camilan untuk mengisi waktu senggang. Tak heran, jika tempe mendoan ini sering kali jadi pilihan utama di antara berbagai jenis gorengan yang ada.

Tempe Mendoan dan Sentuhan Nostalgia

Tempe mendoan sering kali memunculkan kenangan masa kecil bagi banyak https://www.alamwisatacimahi.com/ orang. Di banyak daerah, tempe mendoan adalah bagian dari kebiasaan sehari-hari—sederhana, murah, dan nikmat. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa tempe mendoan ini adalah camilan yang pas untuk menikmati sore bersama teman-teman atau keluarga.

Minyak hitam yang pekat di wajan, aroma tempe yang sedang digoreng, dan suara gemericik minyak sering kali membawa kita kembali ke masa-masa ketika kita menikmati tempe mendoan di warung pinggir jalan. Rasanya yang tak pernah berubah, selalu menyentuh hati.

BACA JUGA: Cemilan ‘Cheetos’ dengan Rasa Rendang & Soto: Perpaduan Unik yang Bikin Nagih

Share: Facebook Twitter Linkedin